Rasanya, baru beberapa hari lalu Presiden kita, Susilo Bambang
Yudhoyono, bergabung dengan warga internet atau netizen. Di akhir
kepemimpinannya, ia membuka akun Twitter, itu berarti ia mencoba
membuka diri, tak hanya untuk Indonesia namun juga dunia.
Konsekuensinya, di dunia media sosial, Presiden harus merelakan egonya
karena tiap suara akan diberlakukan sama, tak mengenal kasta, tak
mengenal jabatan. Ia harus cepat merespons, banyak mendengar, dan rela
berbagi ketenaran dengan orang-orang di dunia nyata yang bukan
siapa-siapa.
Menarik dicermati bagaimana warga baru ini bergaul di dunia media
sosial. Mampukah ia menyesuaikan diri dan menjadi warga yang baik? Apa
yang sudah Presiden pelajari dari dunia baru ini?
Selama sepekan ini, Kompas dibantu dengan berbagai mesin algoritma
mencoba menelisik akun @SBYudhoyono, diantaranya menggunakan
PoliticaWave. Algoritma buatan PoliticaWave termasuk paling lengkap
karena sudah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia sehingga mampu
memetakan sentimen percakapan terkait @SBYudhoyono.
Mesin analisa PoliticaWave dari 13-20 April menemukan fakta menarik.
Jumlah percakapan terkait akun @SBYudhoyono mencapai 818.978 dan
dengan jumlah akun yang membicarakan sebanyak 409.814. "Jumlah ini
fenomenal, rekor baru nasional karena telah melampaui rekor sebelumnya
yang dipegang Jokowi yang mencapai 250.000 percakapan," kata Yose
Rizal, Direktur PoliticaWave.
PoliticaWave memperkirakan distribusi percakapan terkait @SBYudhoyono
bisa menjangkau 295.579.339 pengguna. Hal itu dikarenakan user yang
terlibat pembicaraan termasuk akun-akun dengan follower banyak, baik
dari dalam negeri hingga luar negeri.
Akun yang membicarakan @SBYudhoyono jumlah followernya berkisar
101-500 follower, dan beberapa akun memiliki follower lebih dari
10.000. "Selain itu, jumlah percakapan per akun terkait @SBYudhoyono
juga cukup banyak karena mereka rata-rata melakukan 1-10 kali," kata
Yose.
Data itu menekankan tingginya antusiasme publik menyambut kehadiran
Presiden sebagai tetangga baru mereka. Seperti di dunia nyata, tak
semua suara ramah menyambut orang baru.
Dari analisa percakapan netizen, terungkap sebanyak 710.959 percakapan
bersikap netral, 56.174 percakapan bernada positif, dan 51.845 bernada
negatif. Sebagai langkah awal, data ini tak begitu buruk untuk
@SBYudhoyono.
Dari percakapan yang bernada negatif, di situlah SBY akan belajar
sesuatu dari dunia baru ini. Yose Rizal mengatakan, sentimen negatif
disumbangkan dari beberapa isu, misalnya miripnya akun SBY dengan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, tweet yang cenderung normatif
dan pencitraan, serta akun-akun yang di-follow akun @SBYudhoyono yang
kebanyakan akun selebritas.
Pengkritik pedas SBY justru orang-orang biasa yang bukan siapa-siapa.
"Malu ga sih kalau avatar + bio SBY yang mirip Obama jadi berita di
Amerika?" begitu komentar @mututucin.
Dari sentimen negatif ini, SBY akan belajar bahwa sesuatu yang tak
original dan menjiplak itu tak mendapat tempat di media sosial dan
mereka membencinya. "Twitter SBY sama dengan Barack Obama, bio dan
headernya sama, cieeh plagiat :D," sambar @naohutabarat.
Akurasi adalah pelajaran kedua yang bisa dipetik. Administrator akun
@SBYudhoyono pernah salah mengutip kata-kata mutiara, "Speak is
silver. Silence is golden", yang kemudian diralat oleh admin menjadi
"Speech is silver. Silence is golden".
Namun, kesalahan admin itu sudah menyebar dan jadi bahan olok-olok.
Bagusnya, netizen paham kalau itu bukan SBY, terlihat dari tweet tanpa
tanda * SBY*. "Sembrono! Pake akunnya RI 1 salah ketik!" kata
@ninokhariyani.
Netizen akhir-akhir ini memang banyak mengkritik admin yang mengelola
akun Presiden karena perilakuknya dianggap tak sesuai. Salah satu yang
menghebohkan adalah akun @SBYudhoyono yang mem-follow akun-akun dari
para selebritas.
"SBY mungkin tidak, tapi adminnya yang kegenitan," begitu @_khadafy
menanggapi kasus tersebut. "SBY gaul banget, nge-follow artis-artis,
kenapa bukan rakyat saja yang di-follow," kata @zhrismi.
Administrator akun seorang Presiden harusnya dipegang orang yang paham
kebijakan publik dan melek teknologi informasi sehingga bisa produktif
memanfaatkan teknologi. Banyak yang berharap, admin Twitter Presiden
harunya seorang pakar komunikasi atau pakar kebijakan publik.
"Miminnya (istilah untuk administrator) akun @SBYudhoyono makan gaji
buta tuh. Hampir semua tweet dibuat SBY sendiri," kata @sigitwid. SBY
memang menandai tweet dari dirinya sendiri dengan kode * SBY* sehingga
orang bisa menghitung mana tweet dari SBY pribadi mana yang dari staf
administrator. "35 dari 42 tweet @SBYudhoyono bertanda * SBY* artinya
presidennya lebih banyak ngetweet daripada stafnya, mungkin stafnya
lebih sibuk kerja," kata @LiongkyTan.
Presiden juga harus membiasakan dengan pengguna media sosial yang
cerewet dan sering usil dengan hal-hal sepele. Akun @dipanggilaing
mengkritik tweet SBY yang sering diselingi dengan gambar, yang menurut
pengkritik akan menunjukkan perbedaan tingkat sosial. Padahal, niatan
SBY pastinya sebaliknya, agar rakyat mengenal lebih dekat Presidennya.
Banyak pula tweet bernuansa dukungan terhadap kebijakan Presiden dan
itu ditanggapi dari kalangan beragam, terutama anak-anak muda. "Memuji
langkah Pak @SBYudhoyono yang action dulu baru nge-tweet, semoga tetap
begtu di hari berikutnya," kata @subosito menanggapi tweet SBY
terhadap kecelakaan Lion Air di Bali.
Respons SBY terhadap kejadian-kejadian terkait bencana baik di tanah
air maupun luar negeri dirasa makin cepat dan membaik, setelah
sebelumnya dianggap terlambat menanggapi masalah Ujian Nasional. "Tadi
pagi saya mau twit 'Kok SBY ga ngetwit tentang #prayforboston? Dia
belum biasa sama kecepatan twitter', gud deh barusan dia twit ini
untuk Obama," kata @BillyBoen.
Daripada tidak
Guru besar psikologi politik Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Prof Hamdi Muluk, mengaku agak kaget dengan keputusan SBY membuka diri
dengan membuka akun Twitter. "Kenapa tidak dari dulu punya akun
Twitter, ketika gaya komunikasi SBY dikeluhkan banyak pihak karena
selalu lambat merespons," kata Hamdi.
Misalnya ketika SBY lambat merespons kisruh KPK vs Polri beberapa
waktu lalu, sebenarnya bisa ditutupi dengan respons cepat di Twitter.
Tapi, langkah SBY ini lebih baik daripada tidak sama sekali.
Hingga kini, setelah SBY memiliki akun Twitter, Hamdi menilai belum
banyak mengubah banyak gaya komunikasi SBY. Walau beberapa sudah
tampak responsif, misal ketika ada gonjang-ganjing Ujian Nasional, SBY
memberi respons walaupun belum secepat yang diharapkan.
"Jika gayanya sudah berubah, ketika kasus eksekusi Susno Duadji
mencuat, seharusnya SBY cepat tanggap di hari pertama pemberitaan
kasus itu," kata Hamdi. Terlepas dari semua itu, SBY tampak telah
berusaha memperbaiki gayanya walaupun terlambat.
"Harapannya, SBY semakin tanggap terkait kebijakan publik. Solusi yang
dibutuhkan adalah bersifat kebijakan, bukan sekadar menjadi sinterklas
pada kasus per kasus, misal terkait kasus anak 12 tahun Tasripin,"
papar Hamdi.
SBY memang sempat mengomentari pemberitaan media massa terkait kisah
Tasripin, anak 12 tahun yang bekerja sebagai buruh tani untuk
menghidupi adik-adiknya. "Saya akan segera mengutus Staf Khusus saya,
bekerja sama dengan Gubernur Jateng, untuk mengatasi persoalan hidup
Tasripin," kata @SBYudhoyono.
SBY memberi solusi konkrit, namun selaku kepala pemerintahan, yang
dibutuhkan lebih ke kebijakan. Misalnya, memerintahkan kepada Menteri
Sosial untuk mendata Tasripin-Tasripin lain kemudian membuat kebijakan
ikutan bagaimana mengatasinya.
Kini, SBY harus legowo dengan berbagai kemungkinan. Pengkritik dia
paling tajam belum tentu seorang pakar, bisa jadi seorang anak SMU
yang geram dengan ujian nasional. Pembisik kebijakan dia belum tentu
seorang akademisi bergelar profesor, bisa jadi ia hanya buruh.
Pengumpul pendukung dia belum tentu dari Demokrat, karena faktanya
akun Fatin Shidqia Lubis di Facebook, paling banyak mengumpulkan
pendukung.
Penggerak spirit dia belum tentu seorang kiai, tapi bisa jadi sebuah
tweet dari antah berantah yang berisi tautan kisah "Tasripin". Silakan
klik tautan yang demikian Pak Presiden, dan jangan salah klik tautan
yang dikirim @vickyvette yang tempo hari getol mengajak kenalan. (Amir
Sodikin)
Hingga Kamis (3/7) malam, di media sosial terutama Twitter, terus diwarnai adu kencang beberapa tagar… Read More
Hingga Minggu (8/6) siang pukul 12.00, pita kampanye “I Stand on The Right Side” meroket… Read More
Walaupun akan merepotkan, Komisi Pemilihan Umum sudah mengantisipasi putusan MK jika menginginkan pemilu serentak pada… Read More
Figur Joko Widodo atau Jokowi dalam konstelasi politik Indonesia masih dominan dan bisa mempengaruhi iklim… Read More
Badan Pengawas Pemilu merilis peta kerawanan Pemilu 2014 untuk 510 kabupaten/kota di Indonesia. Peta itu… Read More
Masih pada joomla 1.5 yang dipasang di server dengan upgrade server ke php terkini, halamannya… Read More
Leave a Comment