Di atas kertas, lengsernya Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat setelah ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi merupakan angin kemenangan bagi Susilo Bambang
Yudhoyono dan Partai Demokrat. Namun, sesuai prediksi banyak pihak,
Anas pasti tidak tinggal diam.
Respons warga pengguna internet (netizen) terhadap perlawanan Anas di
media sosial ternyata beragam. Puncak amplifikasi berita Anas di
berbagai kanal media sosial terjadi saat KPK mengumumkan namanya
sebagai tersangka. Sekurangnya, di hari itu, mesin analisa media
sosial milik Topsy, merekam 151.248 perkacapan terkait Anas.
Sementara, mesin analisa milik PoliticaWave mencatat dominasi Partai
Demokrat dalam percakapan di berbagai kanal media sosial sebagai
dampak polemik yang terjadi antara Anas dengan Demokrat. Namun,
Direktur PoliticaWave, Yose Rizal, memberi peringatan penting terkait
dominasi tersebut.
Perlawanan Anas ternyata telah membuahkan hasil dengan memberikan
sentimen negatif pada kredibilitas Partai Demokrat dan sekaligus
serangan terhadap keluarga SBY. Jika tujuan Anas adalah untuk
menurunkan citra Demokrat, maka tujuan itu kini sudah berhasil.
"Jumlah pembicaraan mengenai Demokrat mencapai 48,5 persen dari total
pembicaraan tentang partai politik. Sayangnya mayoritas pembicaraan
netizen memiliki nuansa negatif, sehingga menyebabkan sentimen
Demokrat di mata netizen sangat negatif dengan poin -22,42," kata
Yose.
Salah satu keahlian mesin analisa PoliticaWave adalah mampu memetakan
sentimen dari seluruh pembicaraan di berbagai kanal media sosial,
seperti di Twitter, Facebook, Youtube, blog, forum, dan media online.
Mesin analisa telah disesuaikan dengan format bahasa Indonesia
sehingga semua bahasa dan kode ekspresi netizen bisa dipetakan.
Serangan balik Anas dengan menyatakan ada keterlibatan Sekretaris
Jenderal Partai Demokrat yang juga merupakan anak SBY, yaitu Edhie
Baskoro (Ibas), dalam kasus Hambalang, tampak efektis memuku balik.
Anas juga berencana membeberkan kecurangan yang dilakukan SBY saat
Pemilu 2009 serta keterkaitan Partai Demokrat pada kasus Century.
"Berdasarkan hasil pemantauan PoliticaWave, banyak netizen yang
mendukung upaya Anas. Salah satu bentuk dukungan terlihat dari
banyaknya netizen yang mempublikasikan tautan-tautan berita, seperti
sindiran Anas yang mengatakan Presiden tidak boleh mengeluh," kata
Yose. Bentuk dukungan lainnya dengan menyatakan upaya Anas untuk
mengungkap "kebobrokan" adalah hal yang benar dan patut didukung.
Mundurnya Anas sebagai ketua umum dianggap akan menurunkan
elektabilitas Partai Demokrat. Padahal, Anas adalah figur yang menurut
pendukungnya cocok dicalonkan sebagai Capres. "Beberapa netizen juga
merasa terkesima dengan pidato pengunduran diri Anas dan wawancara
eksklusif dirinya di sebuah stasiun televisi swasta," kata Yose.
Meskipun Anas tampak berhasil di media sosial, namun Anas tetap
memanen sentimen negatif. "Sebagian besar netizen mempertanyakan
sumpah Anas yang belum juga dilaksanakan, yaitu siap digantung di
Monas bila dirinya terlibat kasus korupsi," kata Yose.
Strategi melawan
Perlawanan Anas dimulai dengan cara cara menyindir. Di berbagai kanal
media sosial, perlawanan setelah 22 Februari mulai bersifat frontal.
Dari analisa Kompas dengan mesin Topsy, fluktuasi percakapan terkait
Anas tampak stabil hingga 3 Maret 2013.
Perlu dicatat juga, cara-cara melawan dengan menyindir seperti yang
tampak dalam status BlackBerry Anas, misalnya "Politik Para Sengkuni",
"Ojo Dumeh", dan "Nabok Nyilih Tangan", "Adigang, Adigung, Adiguno",
ternyata tak populer di mata netizen. Frase "Politik Para Sengkuni",
misalnya, hanya dibicarakan 463 kali menurut data Topsy. Sedangkan
frasa "Adigang, Adigung, Adiguno" hanya dibicarakan 49 kali.
Istilah dalam kisah Mahabarata dan retorika Bahasa Jawa ternyata
penetrasinya terbatas dan membuat perlawanan Anas tak mendapatkan
amplifikasi berarti dari netizen. Jika menginginkan perlawanan
efektir, pola ini harus diubah Anas dengan komunikasi yang lebih mudah
dipahami.
Sehari setelah pengumuman KPK, Anas mencoba melakukan perlawanan yang
terekam dengan tiga berita utama yaitu: "Anas Adalah Bayi yang Tak
Diharapkan", "Ini Bukan Akhir, Tapi Halaman Pertama", dan "Saya Akan
Ikuti Proses Hukum". Ketiga berita utama tersebut kesemuanya disimak
oleh warga pengguna internet (netizen) dengan seksama.
Hasilnya, Anas tetap menjadi pembicaraan di kalangan netizen namun
dengan nuansa berita versi Anas. Walaupun netizen tertarik dengan
manuver Anas, sentimen tetap terbelah dengan cenderung ke sentimen
negatif.
"Udah ketahuan korup, (baru) bilang begitu," kata pengguna akun
zalcrut. Akun syadiin juga menyumbang sentimen negatif, "Giliran kena
kasus baru merasa dizolimi, payah."
Soal janji Anas untuk mentaati proses hukum, terdengar kesatria, namun
ternyata dominan direspons negatif oleh netizen. "Jangan lupa janji
gantung di Monas ya Om Anas," kata akun noviantypoo.
Dari analisa menggunakan Mentionmapp, para kolega dekat Anas yang
memiliki pengaruh di media sosial, ternyata tak banyak membantu
mendongkrak sentimen positif Anas. Akun Twitter pbhmi dan infohmi,
yang tampak memberi sumbangan positif untuk Anas, tak mampu berbuat
banyak melawan banjirnya sentimen negatif.
Anas sendiri tak banyak bergerak di media sosial. Percakapan akun
Twitter anasurbaningrum hanya terkait dengan beberapa akun penting
seperti ferrymbaldan (Ferry Mursyidan Baldan), saididu (Muhammad Said
Didu), ramadhanpohan1 (Ramadhan Pohan), dan edihafidl (Gus Ed).
Setelah diteliti, beberapa pembicaraan mereka tak cukup berarti karena
yang mereka bicarakan ternyata tentang sepak bola.
Interaksi pribadi Anas di jejaring sosial tersebut seperti menepis
anggapan bahwa ritme hidup Anas masih seperti biasanya. Suka sepak
bola, kuliner, dan pembaca Mahabarata. Jika benar ritme hidup Anas
normal-normal saja, maka cukup sudah pemberitaan terkait Anas vs
Demokrat karena netizen sudah bosan dengan berita itu-itu saja. (Amir
Sodikin)
Hingga Kamis (3/7) malam, di media sosial terutama Twitter, terus diwarnai adu kencang beberapa tagar… Read More
Hingga Minggu (8/6) siang pukul 12.00, pita kampanye “I Stand on The Right Side” meroket… Read More
Walaupun akan merepotkan, Komisi Pemilihan Umum sudah mengantisipasi putusan MK jika menginginkan pemilu serentak pada… Read More
Figur Joko Widodo atau Jokowi dalam konstelasi politik Indonesia masih dominan dan bisa mempengaruhi iklim… Read More
Badan Pengawas Pemilu merilis peta kerawanan Pemilu 2014 untuk 510 kabupaten/kota di Indonesia. Peta itu… Read More
Masih pada joomla 1.5 yang dipasang di server dengan upgrade server ke php terkini, halamannya… Read More
Leave a Comment