Drama sidang perkara korupsi pengadaan peralatan laboratorium di
Universitas Neger Jakarta (UNJ) mulai terasa. Pimpinan Majelis Hakim,
Pangeran Napitupulu, mengeluarkan ancaman pidana penjara karena sumpah
palsu pada seorang saksi dari UNJ.
Hasilnya, saksi akhirnya mengakui menerima aliran uang dari PT Anugrah
Nusantara dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta,
Kamis (7/3), dengan terdakwa Fakhruddin Arbah, Pembantu Rektor III
UNJ, saat itu pejabat pembuat komitmen, dan Tri Mulyono, dosen
Fakultas Teknik UNJ, saat itu ketua panitia pengadaan.
Fakhruddin dan Tri didakwa dalam kongkalikong pengadaan peralatan
laboratorium UNJ 2010. Tri dianggap menetapkan sendiri pemenang lelang
yang disetujui Fakhruddin. Pemenang lelang merupakan perusahaan Grup
Permai. Kasus ini bagian dari penggiringan anggaran di 16 universitas
dan terkait erat dengan perkara Angelina Sondakh.
Hakim Napitupulu sempat dibuat marah oleh saksi Dedi Purwana, Pembantu
Dekan I Fakultas Ekonomi UNJ. Awalnya Dedi hanya mengaku menerima uang
THR dari Melia Rike, staf marketing PT Anugrah, sebesar Rp 10 juta.
Dedi mengaku tak tahu peruntukan uang itu.
Pengakuan Dedi dianggap bohong dan tak sesuai fakta sehingga
Napitupulu mengeluarkan ancaman pidana penjara jika bersikukuh bohong.
Saksi Melia telah mengatakan Dedi menerima Rp 25 juta dan jika ada
satu saksi lagi yang membenarkan keterangan itu, Dedi bisa dianggap
memberi keterangan palsu.
Melia bersama orang Anugrah lainnya yaitu Gerhana Sianipar membawa
uang Rp 100 juta dalam empat amplop yang berisi masing-masing Rp 25
juta. Uang diserahkan di UNJ untuk orang-orang UNJ seperti Suryadi,
Dedi, dan Tri Mulyono.
"Di sini yang penting jawab yang benar. Benar terima Rp 25 juta?"
bentak Napitupulu. "Saya tidak hafal, tapi pernah terima Rp 20 juta
dari Pak Suryadi," kata Dedi mulai mengakui.
Ternyata, setelah itu Melia membari lagi Rp 10 juta kepada Dedi. Dedi
mengakui uang itu terkait pengadaan laboratorium UNJ. "Nah begitu,
yang duduk di sini itu tak bisa dibodoh-bodohi. Kami di sini Wakil
Tuhan bukan sembarangan," kata Napitupulu.
Napitupulu dengan nada tinggi juga memerintahkan jaksa agar menjerat
Gerhana sebagai tersangka. "Makanya penuntut umum, Gerhana itu
jadikan tersangka. Termasuk Marisi Matondang, cari di mana orangnya,
jangan main-main," kata Napitupulu dan jaksa menjawab siap.
Vendor mengakui
Dalam kesempatan itu, para vendor penyuplai barang mengakui dikontak
Melia untuk dimintai diskon 40 persen. Hanya saja, mereka tahunya
Melia dari PT Marel Mandiri.
Direktur Eramitra Perdana, Yusral, yang menyediakan alat spektometer
mengatakan, Melia pernah menelepon perusahaannya untuk meminta
penawaran dengan diskon 40 persen. "Kita pertama tidak setuju, umumnya
diskon itu maksimal 20 persen," kata Yusral.
Jika tidak setuju, perusahaan Yusral tak akan diikutkan dalam proyek.
Karena tekanan itu, Yusral akhirnya menyetujui diskon 40 persen dengan
ketentuan pengiriman barang dari Amerika Serikat hanya sampai di
Singapura. "Mereka yang urus ke Jakarta, nilai barang 54.000 dollar AS
sebelum diskon," kata Yusral.
Yusral tak tahu jika perusahaan itu termasuk grup Anugrah Nusantara.
"Tidak tahu kalau itu Anugrah Nusantara? Milik M Nazaruddin dan Anas
Urbaningrum, anak buahnya ada Rosa Manulang, Marisi Matondang, Gerhana
Sianipar. Jangan pura-pura tidak tahu," sergah Napitupulu.
Saksi lain yaitu Agung Fajar Wahyudi dari perusahaan yang menyuplai
peralatan multimedia dan Devi Lusiana yang menyediakan furnitur, juga
mengaku ditelepon Melia untuk mendapatkan diskon 40 persen. Melia
mengambil barang dari Agung senilai Rp 1,1 miliar dengan diskon 30
persen. Sementara dari Devi, Melia mengambil barang seharga Rp 54 juta
dan dengan diskon 40 persen. (amr)
Hingga Kamis (3/7) malam, di media sosial terutama Twitter, terus diwarnai adu kencang beberapa tagar… Read More
Hingga Minggu (8/6) siang pukul 12.00, pita kampanye “I Stand on The Right Side” meroket… Read More
Walaupun akan merepotkan, Komisi Pemilihan Umum sudah mengantisipasi putusan MK jika menginginkan pemilu serentak pada… Read More
Figur Joko Widodo atau Jokowi dalam konstelasi politik Indonesia masih dominan dan bisa mempengaruhi iklim… Read More
Badan Pengawas Pemilu merilis peta kerawanan Pemilu 2014 untuk 510 kabupaten/kota di Indonesia. Peta itu… Read More
Masih pada joomla 1.5 yang dipasang di server dengan upgrade server ke php terkini, halamannya… Read More
Leave a Comment