Tuntutan Pada Kukuh “Chevron” Berlangsung Dua Hari

Sidang lanjutan perkara dugaan korupsi bioremediasi fiktif PT Chevron Pacific Indonesia (Chevron) dengan terdakwa tiga pegawai Chevron pada Senin (10/6) memasuki tahap tuntutan. Karena panjangnya surat tuntutan yang harus dibacakan, sidang untuk terdakwa Kukuh Kertasafari berakhir pada Selasa pukul 03.45.

Kukuh Kertasafari sebagai Koordinator Environmental Issue Settlement Team (Tim Penyelesaian Isu Sosial) pada Sumatera Light South Minas, Riau, dituntut pidana penjara 5 tahun dan denda Rp 500 juta subsider kurungan 6 bulan. Dua terdakwa lain, yaitu Endah Rumbiyanti (Manajer Lingkungan Sumatera Light North dan Sumatera Light South) dan Widodo (Team Leader Sumatera Light North Kabupaten Duri, Riau), tak sempat disidangkan karena waktunya tidak memungkinkan. Tuntutan untuk Endah dan Widodo ditunda dan akan digelar 12 Juni.

Kukuh dianggap jaksa penuntut umum pada Kejaksaan Agung terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek bioremediasi di lahan Chevron tahun 2006-2011.

Saat hilang konsentrasi

Sidang sangat menguras energi terdakwa, para pengunjung sidang, dan bahkan anggota majelis hakim yang diketuai Sudharmawatiningsih. Hampir semua sidang Chevron dengan agenda penting, seperti pembacaan tuntutan, pleidoi, dan vonis, selalu digelar hingga larut malam ketika semua pihak tidak lagi konsentrasi.

Sudharmawatiningsih sempat menskors sidang Kukuh di lantai 2 pada pukul 22.30 untuk membuka sidang Endah dan Widodo di lantai 1. Dalam sidang Endah dan Widodo, Sudharmawatiningsih mengatakan, karena jaksa datang terlambat pada sore hari, padahal jadwal sidangnya pukul 09.00, maka tidak memungkinkan lagi dilakukan penuntutan untuk Endah dan Widodo pada hari yang sama.

Setelah menutup sidang Endah dan Widodo, Sudharmawatiningsih dan timnya kembali ke lantai 2 untuk kembali menyidangkan Kukuh. (AMR)